Bicara Uang Bersama Safir Senduk, Financial Planner Independen Pertama di Indonesia

Karyawan Ini Untung 800% dari Kompetisi Trading Saham HOTS Championship Season 3
July 10, 2021
Apakah Berinvestasi di UnitLink Hal Yang Tepat??
July 25, 2021

Bicara Uang Bersama Safir Senduk, Financial Planner Independen Pertama di Indonesia

Safir Senduk merupakan seorang financial planner yang sudah sangat berpengalaman. Dia merupakan seorang financial planner independen pertama di Indonesia. Pria berusia 48 tahun ini sudah hampir 3 dekade memberikan insight tentang keuangan di berbagai media,seminar, talkshow, pelatihan dan buku-buku di Indonesia. Kali ini, beliau memberikan ilmu keuangan yang berharga melalui wawancara dengan Rivan Kurniawan (seorang praktisi value investor di dunia pasar modal).

Pada video berdurasi 48 menit di kanal Youtube mas Rivan Kurniawan itu, banyak sekali ilmu berharga yang bisa dibagikan kepada masyarakat Indonesia. Kami Griyausaha ingin membagikan beberapa ilmu berharga dari video di bawah ini dimana ada beberapa pertanyaan bagus dari moderator Rivan Kurniawan dan jawaban apik yang diberikan oleh mas Safir Senduk.

Awal video, mas Safir Senduk bercerita bagaimana dia bisa menjadi seorang financial planner dimana dia menemukan istilah tersebut sejak tahun 1994. Profesi ini mirip dengan psikolog atau konsultan tapi lebih ke arah keuangan dan beliau resmi mendapatkan sertifikasi CFP (Certified Financial Planner) pada tahun 1998.

Setelah itu, diskusi keuangan berjalan sangat fluid, dimana ada beberapa pertanyaan bagus yang kami rangkum lengkap dengan jawaban sisi perencana keuangan yang sudah berpengalaman di bawah ini.

RK (Rivan Kurniawan), SS (Safir Senduk)

Pertanyaan (RK) : Permasalahan apa yang paling sering muncul oleh setiap orang dalam pengelolaan keuangan?
Jawaban (SS): Saya punya gaji tetapi kenapa tidak bisa menabung dan selalu habis, kemudian mindset kalau kaya itu harus memiliki barang (sesuatu yang konsumtif). Menurut beliau, kaya bukan tentang berapa pemasukannya atau memiliki barang apapun tetapi berapa yang bisa diinvestasikan. Padahal kunci kaya adalah bagaimana menginvestasikan porsi penghasilan mereka semaksimal mungkin apapun profesinya.

Pertanyaan (RK) : Apakah media sosial berperan dalam pola konsumtif masyarakat belakangan ini?
Jawaban (SS): Tidak bisa dipungkiri sejak zaman Facebook dan puncaknya melalui Instagram membuat orang cenderung pamer dan menunjukkan kalau orang kaya atau berhasil harus memiliki sesuatu. Intinya adalah memiliki penghasilan kemudian merasa cukup dengan menyesuaikan kebutuhan hidup.

Pertanyaan (RK) : Di sosial media, sedang hangatnya postingan tentang terkait usia 25 tahun harus sudah punya apa? Sudah memiliki tabungan Rp. 100 juta, sudah punya mobil, penghasilan minimal Rp. 8 juta, dan sudah punya cicilan rumah. Bagaimana pendapat mas Safit terkait hal ini?
Jawaban (SS): Tergantung karakter dari masing-masing financial planner, ada financial planner yang mementingkan seseorang harus memiliki aset konsumtif, sementara ada juga financial planner yang lain mengukur dari adanya peningkatan dibandingkan tahun lalu. Beliau lebih setuju apakah seorang berumur 25 tahun itu sudah melakukan investasi atau belum. Jangan stress dengan target bahkan hingga berhutang untuk memenuhi aset-aset yang bersifat konsumtif tersebut.

Pertanyaan (RK) : Apakah mungkin seseorang bisa pensiun dini jauh dari umur pensiun 55-60 tahun?
Jawaban (SS): Sangat memungkinkan tapi kembali lagi itu preferensi dari masing-masing pribadi. Jika ingin pensiun dini, hal yang utama adalah memiliki passive income sebanyak mungkin. Passive income bisa didapatkan dari jaringan bisnis yang bagus di bisnis network marketing, deposito bank, deviden saham dan uang sewa property.

Untuk bisa punya passive income, milikilah aset dana dan aset investasi. Sisihkanlah pemasukan untuk ditabung dan investasi agar bisa bertumbuh dan menjadi modal untuk diinvestasikan pada aset yang bisa menghasilkan passive income. Caranya mengendalikan pengeluaran dan menambah pemasukan sebanyak mungkin. Carilah pemasukan dan penuhilah kebutuhan sesuai hierarki maslow, dimana hierarki maslow jika diurutkan adalah kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Kalau bisa hal ini jangan dibalik-balik bahkan menjadi kacau urutannya bahkan cenderung sangat konsumtif hanya karena prinsip YOLO (You Only Live Once) yang sangat populer belakangan ini.

Pertanyaan (RK) : Bagaimana cara supaya gaji tidak numpang lewat? Perbesar penghasilan atau perkecil pengeluaran?
Jawaban (SS): Tentu dua-duanya, dalam jangka pendek kita bisa menekan pengeluaran dan dalam jangka panjang kita harus memikirkan bagaimana meningkatkan pemasukan. Jika bekerja sebagai karyawan, pastikanlah perusahaan memiliki jenjang karir dan peningkatan gaji yang baik, sementara untuk pengusaha bisa memikirkan cara meningkatkan order atau meningkatkan harga penjualan.

Pertanyaan (RK) : Bagaimana cara seorang sandwich generation bisa memiliki keuangan yang baik?
Jawaban (SS): Tidak mudah memang menjadi seseorang yang menjadi sandwich generation, namun hal tersebut merupakan berkah (bless) dimana kita bisa membantu orang tua, saudara dan keluarga (istri anak) sendiri. Hal yang paling penting dilakukan adalah duduk berdiskusi dengan semua yang dibiayai dan bicara tentang pengeluaran. Jadi dengan bicara bersama, orang yang ditanggung memiliki tanggung jawab untuk menjaga biaya tanggungan tersebut melalui pemahaman bersama. Hal ini memang tidak mudah dikomunikasikan dan akan lebih baik dengan menggunakan pendapat orang ketiga atau orang terkenal bisa dengan mempertontonkan video ini dan sebagainya.

Pertanyaan (RK) : Bagaimana cara bebas dari hutang?
Jawaban (SS): Datanglah ke financial planner, ketika kondisi keuangan belum buruk. Namun pada dasarnya, orang mencari perencana keuangan ketika kondisi keuangan sudah parah. Tips pertama adalah pastikan dengan siapa berhutang? Hal tersebut akan menentukan nasib pengutang ke depannya jika tidak bisa bayar. Jika berhutang dengan rentenir, cobalah pindahkan hutang tersebut ke hutang yang lebih resmi, lunasi yang rentenir kemudian restrukturisasi hutang ke tempat yang resmi karena lebih ada aturan penagihan. Pertimbangkan mencari penghasilan tambahan dan carilah aset nganggur yang bisa dimanfaatkan untuk mengurangi hutang.

Pertanyaan (RK) : Kasus yang paling berat problem setelah menjadi financial planner selama 3 dekade?
Jawaban (SS): Hutang adalah sesuatu yang paling berat problemnya, hal ini membuat orang tidak konsentrasi bekerja apalagi ketika ditagih oleh debt collector. Hutang sebenarnya tidak apa-apa, asalkan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bukan keinginan dan pikirkan skema atau rencana pembayarannya jika ingin berhutang.

Pertanyaan (RK) : Instrumen Investasi apa bagi mereka yang baru mau mulai berinvestasi?
Jawaban (SS): Orang Indonesia selalu berpikir menabung adalah menyisihkan uang ditaruh di bank. Namun tabungan secara perencana keuangan, menyisihkan keuangan secara rutin untuk mencapai tujuan yang akan datang. Secara wujud, ada real asset (properti, emas), paper asset (deposito, saham) dan digital asset (cryptocurrency).

Potensi income ada fix income dan growth income, fix income bisa didapatkan dari bunga deposito, pendapatan sewa hingga deviden saham. Sementara growth income adalah pemasukan dengan instrumen yang harganya bisa naik dan bisa turun. Bagi yang muda boleh melakukan investasi yang lebih agresif di growth income, namun seiring bertambah usia apalagi memasuki usia pensiun ada baiknya melakukan investasi di instrumen fix income.

Pertanyaan (RK) : Apakah Cryptocurrency disarankan sebagai salah satu instrumen investasi?
Jawaban (SS): Yah memang crypto layak dijadikan instrumen investasi, karena teknologi blockchain sangat potensial. Kita tidak pernah bisa meramalkan apa yang terjadi termasuk naiknya crypto atau tidak tetapi kita bisa melakukan risk management, yaitu investasi dengan uang dingin dan tabunglah koin digital yang likuiditas besar untuk jangka panjang.

Pertanyaan (RK) : Apakah ada nasihat kepada teman-teman Viewer?
Jawaban (SS): Kalau Anda penganut prinsip YOLO, tetaplah memikirkan aset yang harus dimiliki dengan menabung dan investasi. Uang memang penting, namun network yang baik lebih penting jadi perbesarlah network dan tingkatkanlah social skill agar bisa memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik di hidup ini.

Untuk mendapatkan wawancara lengkap yang seru dan menarik ini, teman-teman bisa menonton wawancara lengkap pada video di bawah ini. Check it out, guys.

Bambang
Bambang
Seorang penulis yang memiliki passion di bidang investasi, usaha dan keuangan. Bercita-cita tinggi, namun suka menunda. Salam kenal, para investor dan pengusaha se Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *