3 Momen atau Waktu Terbaik Untuk Berinvestasi Saham

Cara Menghindari Ciri-Ciri Saham yang Digoreng ala Astronacci (Gema Goeyardi)
January 16, 2021
Berinvestasi Properti di Kota Mandiri
February 8, 2021

3 Momen atau Waktu Terbaik Untuk Berinvestasi Saham

Sebagai salah satu media yang menyediakan informasi tentang bisnis dan investasi, Griyausaha ingin membagikan sedikit tips dalam waktu yang tepat untuk masuk ke bursa saham.

Para pemula memang paling sangat sulit menentukan kebulatan tekad untuk masuk ke pasar saham, jika bursa saham turun maka mereka akan ketakutan. Sebaliknya, jika bursa saham tinggi, maka merasa sudah terlambat untuk masuk ke pasar saham. Nah banyaknya keraguan membuat seorang investor pemula harus memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum masuk ke pasar modal.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah berinvestasi menggunakan uang dingin (uang yang tidak digunakan dalam waktu 1-3 tahun ke depan), belilah saham yang bagus dan bertumbuh kemudian persiapan yang terakhir adalah belilah saham tersebut ketika sedang undervalue (terdiskon).

Kalau sudah memiliki persiapan-persiapan tersebut, maka inilah waktu yang tepat saat membeli saham. Kapan sajakah momen yang tepat tersebut? Simak ulasan di bawah ini.

1.Saat Crash atau Koreksi Dalam
Warren Buffet pernah mengatakan, ““fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful.”. Yah pada saat market crash, orang-orang cenderung ketakutan dan menjual saham yang mereka miliki karena ketakutan kalau sahamnya akan turun terus. Jika jeli, maka sebagian orang akan melihat hal ini sebagai peluang besar.

Contoh waktu market crash biasanya terjadi dalam siklus 10 tahunan, seperti Krismon Asia Tenggara 1998, Krisis Subprime Mortgage 2009, dan juga Krisis Covid-19 di tahun 2020.

2. Saat Saham Incaran Mengalami Valuasi Murah
Dasar mengetahui saham murah paling sederhana adalah memperhatikan rasio PER dan PBV dan membandingkan dengan data historisnya. Perbandingan data bisa dilakukan secara tahunan, katakanlah saham A memiliki PER sekitar 10x dalam rata-rata 10 tahun terakhir namun di tahun ini hanya sekitar 8,6x maka saham tersebut bisa dikatakan murah.

Perbandingan kedua yang bisa dilakukan adalah membandingkan PER saham tersebut dengan sektor perusahaan sejenis. Kemudian kita lihat apakah saham yang kita target memiliki PER di atas rata-rata atau di bawah rata-rata, jika di atas maka itu bisa dikatakan mahal dan jika di bawah rata-rata maka bisa kita asumsikan murah.

Indikator lain adalah melihat rasio PBV, rasio PBV (Price Book Value) menggunakan rumus total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar, sehingga kita bisa mengasumsikan nilai per lembar saham adalah nilai PBV tersebut. Jika nilai PBV lebih rendah dari nilai saham (market price) saat ini, maka PBV akan di bawah 1 dan saham-saham tersebut dianggap masih di bawah harga wajarnya.

3. Saat Saham Bagus Berada di Harga Wajar (Fair Price)
Loh kalau saham sudah berada di harga wajarnya, kenapa harus dibeli lagi? Mungkin itulah pertanyaan yang sering muncul di benak para investor? Ingat kata kuncinya, saham bagus artinya saham perusahaan yang bagus dengan laba bagus, pertumbuhan aset bagus, dan masih ada potensi bertumbuhnya.

Ingatlah quote dari Mr. Warren Buffet yang pernah mengatakan, “It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price“. Maksudnya adalah masih jauh lebih baik kita membeli perusahaan bagus dengan harga wajar daripada melakukan pembelian perusahaan yang biasa dengan harga yang mahal.

Nah hampir sama dengan poin nomor 2 dalam mencari saham undervalue, maka cara mencari harga wajar sebuah perusahaan juga sama, yaitu membandingkan PER dan PBV historisnya atau membandingkan PER dan PBV perusahaan lain di sektor yang sejenis.

Strategi yang dibahas pada artikel ini cocok bagi mereka yang ingin melakukan nabung saham dan berniat untuk menyimpan saham dalam jangka panjang. Jika kamu memiliki profil resiko yang tinggi dan lebih suka trading jangka pendek sepertinya strategi ini tidak akan cocok karena butuh kesabaran untuk mengumpulkan saham-saham bagus tersebut secara konsisten dalam waktu jangka panjang.

Artikel ini disadur dari video yang disampaikan pada channel Youtube, Kanala. Kanala sendiri merupakan kanal yang membagikan tips-tips seputar saham dan memiliki jasa private mentoring bagi mereka yang ingin menekuni dunia investasi saham. Kamu bisa menonton langsung pada video yang dibagikan di bawah ini.

Bambang
Bambang
Seorang penulis yang memiliki passion di bidang investasi, usaha dan keuangan. Bercita-cita tinggi, namun suka menunda. Salam kenal, para investor dan pengusaha se Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *