Inilah Jenis-Jenis Investasi yang Bisa Dilakukan oleh Para Investor

Investor Saham Perlu Mencermati Tanda-Tanda Perusahaan yang Perlu Dihindari
May 30, 2020
Cara Mengelola Keuangan Pribadi dengan Sistem Kakeibo dari Jepang
May 31, 2020

Inilah Jenis-Jenis Investasi yang Bisa Dilakukan oleh Para Investor

Hello, para pembaca Griyausaha, kali ini kami akan membagikan beberapa pilihan investasi yang menguntungkan. Adanya artikel ini diharapkan bagi para pembaca agar tidak melakukan kesalahan dalam mempercayakan uang mereka ke pihak yang salah.

Ada beberapa pilihan investasi yang menguntungkan bagi para investor, namun perlu diingat semakin menguntungkan maka semakin tinggi resikonya. Berikut ini kami ingin membagikan sedikit insight berupa bagan pilihan investasi yang diambil dari kanal Youtube, salah satu pakar investasi di Indonesia, mas Doddy Prayogo yang sudah berinvestasi di beragam pilihan investasi sejak 2013.

Bagan Pilihan Investasi

Pada gambar di atas, bisa dilihat ada beragam pilihan investasi dari Deposito, RD (Reksa Dana) Pasar Uang, Obligasi, RD (Reksa Dana) Pendapatan Tetap, P2P Lending, Properto, RD Indeks, Saham Blue Chip dan Saham Small & Mid Cap. Semakin rendah returnnya maka semakin besar resikonya.

Mari kita ulas satu-satu pilihan investasi di bawah ini:

1.Deposito
Deposito adalah pilihan investasi paling aman karena rendah resiko, namun perlu diperhatikan returnnya cukup rendah. Tingkat suku bunga deposito saat ini hanya sekitar 4,5% per tahun namun aman untuk melakukan investasi di instrumen ini.

2. RD Pasar Uang
Reksadana Pasar Uang adalah instrumen kedua yang dianggap cukup aman, return pertahun sekitar 5-7% pertahun. Berinvestasi di sini bukan tanpa resiko, resiko yang bisa terjadi adalah perusahaan investasi yang kita percaya untuk mengelola dana kita asal-asalan dalam menempatkan dana. Biasanya reksadana pasar uang menempatkan dana di deposito bank kecil (BPR) dan juga obligasi dari perusahaan swasta.

3. Obligasi
Obligasi sendiri ada 2, yaitu Obligasi dari Pemerintah dan Obligasi dari Swasta. Obligasi dari pemerintah nyaris tidak ada resiko, namun butuh jangka panjang untuk menerima returnnya. Bagi kamu yang perputaran arus kasnya ketat sebaiknya tidak meletakkan investasi di obligasi. Return dari obligasi sekitar 6-8% pertahun.

4. RD Pendapatan Tetap
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang manajer investasinya melakukan investasi hampir 80-90 persen dari asetnya dalam bentuk efek utang atau obligasi. Resiko ini dianggap lebih tinggi dari obligasi karena biasanya Manajer Investasi lebih suka meletakkan dana nasabah ke obligasi swasta yang cukup tinggi kemungkinannya untuk gagal bayar. Sama seperti obligasi, returnnya sekitar 6-8% pertahun

5. P2P Lending
P2P (Peer To Peer) Lending returnnya cukup tinggi, yaitu sekitar 10-12% pertahun. Strategi dari P2P lending ini bisa dilakukan dengan melakukan diversifikasi dengan cara meminjamkan uang kamu ke beberapa debitur sekaligus agar resiko gagal bayar tidak terlalu tinggi.

6. Properti
Properti merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup diminati, dimana kamu bisa mendapatkan pendapatan sewa atau kenaikan nilai dari investasi properti. Kelemahan investasi properti adalah tidak menjanjikan fix return, karena ada kemungkinan properti tidak laku disewakan dan tidak likuid.

7. Reksadana Indeks
Kategori investasi yang returnnya cukup tinggi adalah RD Indeks dimana para manajer investasi biasanya menempatkan dana nasabah pada suatu indeks saham, biasanya kalau di luar dikenal dengan ETF (Exchange Trade Fund). Biasanya hasil dari reksadana ini akan menyerupai naik turunnya suatu indeks.

8. Saham Blue Chip
Pada tahun 2020 ini, saham blue chip turun besar dari BCA, Telkom hingga Sampoerna karena wabah Covid-19. Biasanya, saham-saham disebut blue chip karena memiliiki nilai kapitalisasi yang besar dan harganya sudah dianggap tinggi. Walaupun mengalami penurunan yang cukup tinggi di tahun 2020, ada potensi coverage (nilainya kembali) lebih tinggi dibandingkan saham small ataupun middle cap.

9. Saham Small & Mid Cap
Instrumen investasi yang paling berpotensi membuat kamu para investor kaya raya adalah saham-saham small & mid cap. Mengapa begitu? melakukan investasi di saham-saham small & mid cap sangat tinggi resikonya, karena resiko kamu kehilangan modal cukup tinggi dengan asumsi harga saham tersebut tidak pernah bisa kembali sesuai dengan harga saham yang kamu beli. Kendati begitu, potensi saham small & mid cap jauh lebih tinggi dibandingkan saham blue chip karena dianggap lebih murah dan investor bisa mendapatkan keuntungan dari volatilitas yang tinggi di sini.

Nah, tentunya bagi kamu yang ingin menjadi investor di salah satu instrumen di atas, kamu harus memperhatikan seberapa besar toleransi kamu terhadap resiko. Jika kamu orang yang tidak bisa menerima resiko tinggi dan cenderung khawatir dengan volatilitas (perubahan nilai) yang tinggi pada nilai investasi kamu maka lebih baik melakukan investasi pada deposito dan RD pasar uang. Sebaliknya jika kamu seorang penikmat resiko, maka tetap pilihan investasi saham baik blue chip maupun middle cap bisa menjadi pilihan.

Bambang
Bambang
Seorang penulis yang memiliki passion di bidang investasi, usaha dan keuangan. Bercita-cita tinggi, namun suka menunda. Salam kenal, para investor dan pengusaha se Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *