Cara Menjual 750 Pasang Sepatu Perhari Tanpa Online Ads dari Kedai Sepatu Jogja

Tiga Jenis Aset yang Harus Dimiliki Oleh Mereka yang Mau Kaya
July 18, 2020
Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mempercayai Financial Planner: Kasus Jouska
August 16, 2020

Cara Menjual 750 Pasang Sepatu Perhari Tanpa Online Ads dari Kedai Sepatu Jogja

Maret 2020, ada kunjungan dari seorang entrepreneur dan writer bernama Filsa Budi Ambia ke Kedai Sepatu Jogja yang berlokasi di Jl. Bantul KM.1 No.80, Gedongkiwo, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55142, Indonesia. Kunjungan dari Mas Filsa tersebut ingin mendapat sedikit ilmu dari founder Kedai Sepatu Jogja bernama Septa Pratama.

Cerita berawal dari sharing-sharing Mas Septa terkait bagaimana pola bisnis Kedai Sepatu Jogja yang hanya mengandalkan margin keuntungan dari dagang sepatu brand orang lain kepada konsumen-konsumennya. Septa sendiri mengaku tidak tertarik untuk menjadi produsen dan mengembangkan brand sendiri karena dianggap lebih repot dan membuang waktu.

Kemudian sambil bercerita, Mas Filsa melihat bagaimana kemasan sepatu bermerk Ventela sedang siap dikemas di dalam mobil pengiriman. Ketika ditanya oleh mas Filsa, Septa mengaku kalau dalam sehari dia bisa menjual sekitar 750-800 pasang sepatu dari tiga toko sepatu yang dimilikinya. Jika per pasang sepatu sekitar Rp. 200 ribu saja maka omset dia perhari bisa mencapai Rp. 450 juta perbulan, angka yang luar biasa bukan?!.

Saluran Pemasaran Toko Sepatu Jogja

Sejauh ini, saluran pemasaran yang digunakan oleh Septa selaku founder adalah Instagram, Facebook, beberapa marketplace dan juga toko sepatu dia di Yogyakarta. Dari semua saluran pemasaran itulah dia bisa melepas begitu banyak sepatu ke konsumen-konsumennya.

Hal yang menarik adalah ketika ditanya oleh mas Filsa, “Apakah kamu melakukan pemasangan iklan via online melalui Facebook dan Instagram?” Dengan lantang bos berusia 25 tahun itu menjawab tidak karena dianggap kurang efektif. Unik ya, jualan mengandalkan beberapa saluran pemasaran media sosial dan marketplace tetapi tidak pernah beriklan online.

Selama ini Septa mengandalkan jualan online secara organik dimana dia memiliki follower loyal yang sangat menyukai produk sepatu yang dijual oleh dia sehingga walaupun pernah diblokir Instagram, dia bisa membuat akun baru dan mendapat follower lagi dalam waktu yang tidak lama. Keuntungan menjadi distributor besar adalah dia memiliki banyak reseller, dimana reseller-reseller itulah yang beriklan untuknya,

Lalu ketika digali lebih lanjut lagi, Septa menjelaskan kalau dia memulai usaha sepatu ini dari muda sekitar umur 18 tahun dan dia rajin sekali melakukan posting produk dengan melakukan spam di media sosial yang dimilikinya.

Kedai Sepatu Jogja memulai usahanya pada pertengahan tahun 2014, sebelumnya dia merintis jualan sepatu pada 2013. Merk sepatu yang dijual kebanyakan adalah brand lokal karena bisa bertemu langsung dengan owner brand dan bisa mengikuti tren terbaru selera lokal. Salah satu brand lokal yang cukup laris dijual oleh Kedai Sepatu Jogja adalah Ventela (Brand asal Bandung).

Mulai dengan modal Rp.100 ribu

Septa menjelaskan kalau dia memulai usaha dari Rp. 100 ribu dengan cara dropship, dia aktif berjualan secara online. Kemudian dari keuntungan usahanya diputar terus hingga bisa sebesar saat ini. Dia mencari beberapa brand lokal yang tidak memiliki toko sendiri kemudian coba merangkul para produsen itu agar bersedia menjadi supplier tokonya. Dari kuantitas kecil hingga menjadi kuantitas besar, semua dijalankan secara bertahap.

Pengambilan produk juga didasari dengan pengetahuan produk, sepatu dari produsen/supplier harus berkualitas bagus agar bisa mendapatkan kepuasan dari pelanggan. Septa juga mengaku dia memiliki follower atau pelanggan loyal sehingga walaupun ada kompetitor yang menjual dengan harga lebih murah, mereka tetap mengambil produk dia.

Pada akhirnya, pesan dari Septa adalah tidak ada yang tidak bisa, beralasan modal tidak ada, jangan jadi kaum rebahan, take action, konsisten dan semua dimulai dengan niat.

Wawancara lebih lengkap bisa kamu saksikan pada video di bawah ini:

Bambang
Bambang
Seorang penulis yang memiliki passion di bidang investasi, usaha dan keuangan. Bercita-cita tinggi, namun suka menunda. Salam kenal, para investor dan pengusaha se Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *